LAPORAN
PENDAHULUAN
1.
Masalah Utama
Perilaku Kekerasan
2.
Proses Terjadinya
Masalah
A.
Pengertian
Perilaku
kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau
marah yang tidak konstruktif. Pengungkapkan
kemarahan secara tidak langsung dan konstrukstif
pada waktu terjadi akan melegakan individu dan membantu orang lain untuk
mengerti perasaan yang sebenarnya. Kemarahan yang ditekan atau pura-pura tidak
marah akan mempersulit diri sendiri dan mengganggu hubungan interpersonal. Sedangkan menurut Carpenito 2006, Perilaku kekerasan adalah
keadaan dimana individu-individu beresiko menimbulkan bahaya langsung pada
dirinya sendiri ataupun orang lain.
Individu melakukan kekerasan akibat adanya frustasi yang dirasakan sebagai pemicu
dan individu tidak mampu berpikir serta mengungkapkan secara verbal sehingga
mendemostrasikan pemecahan masalah dengan cara yang tidak adekuat (Rawlins and
Heacoco, 2005). Sedangkan menurut Keliat (2004), perilaku kekerasan adalah perasaan marah dan bermusuhan yang kuat
disertai dengan hilangnya kontrol diri atau kendali diri.
Tanda
dan gejala :
-
Muka merah dan tegang
-
Pandangan tajam
-
Mengatupkan rahang dengan kuat
-
Mengepalkan tangan
-
Jalan mondar-mandir
-
Bicara kasar
-
Suara tinggi, menjerit atau berteriak
-
Mengancam secara verbal atau fisik
-
Melempar atau memukul benda atua orang lain
-
Merusak barang atau benda
-
Tidak memiliki kemampuan mencegah atau mengendalikan oerilaku
kekerasan
B.
Penyebab
Perilaku
kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri: harga diri rendah. Harga
diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri
dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang
kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.
Tanda dan gejala :
-
Rasa bersalah terhadap
diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri)
-
Gangguan hubungan sosial
(menarik diri)
-
Percaya diri kurang
(sukar mengambil keputusan)
-
Mencederai diri (akibat
dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien akan
mengakiri kehidupannya.
C.
Akibat
Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan
tindakan-tindakan berbahaya bagi dirinya, orang lain maupun lingkungannya,
seperti menyerang orang lain, memecahkan perabot, membakar rumah dll. Sehingga
klien dengan perilaku kekerasan beresiko untuk mencederai diri orang lain dan
lingkungan.
Tanda dan gejala :
Gejala klinis yang
ditemukan pada klien dengan perilaku kekerasan didapatkan melalui pengkajian
meliputi :
-
Wawancara
: diarahkan penyebab marah, perasaan marah, tanda-tanda marah yang diserasakan
oleh klien.
-
Observasi
: muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara tinggi, berdebat dan
sering pula tampak klien memaksakan kehendak: merampas makanan, memukul jika
tidak senang.
3. Pohon
Masalah
![]() |
|||
|
Defisit
perawatan diri
![]() |
|||
![]() |
|||

![]() |
Respon
pasca trauma
![]() |
4. Masalah
Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji
a.
Masalah keperawatan:
a.
Resiko mencederai diri, orang lain dan
lingkungan
b.
Perilaku kekerasan / amuk
c.
Gangguan Harga Diri :
Harga Diri Rendah
d.
Koping Individu Tidak
Efektif
b.
Data yang perlu dikaji pada masalah
keperawatan perilaku kekerasan
a.
Resiko
mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Data Subyektif :
-
Klien
mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
-
Klien
suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal atau marah.
-
Riwayat
perilaku kekerasan atau
gangguan jiwa lainnya.
Data Objektif :
-
Mata merah, wajah agak merah.
-
Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak,
menjerit, memukul diri sendiri/orang lain.
-
Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
-
Merusak dan
melempar barang‑barang.
b.
Perilaku
kekerasan / amuk
Data Subyektif :
-
Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
-
Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya
jika sedang kesal atau marah.
-
Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
Data Obyektif ;
-
Mata
merah, wajah agak merah.
-
Nada
suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
-
Ekspresi
marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
-
Merusak dan melempar barang‑barang.
c.
Gangguan
harga diri : harga diri rendah
Data subyektif:
-
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak
bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan
perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data obyektif:
-
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung
bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin
mengakhiri hidup.
5. Diagnosa
Keperawatan
A. Resiko Perilaku
kekerasan
B. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
6. Rencana
Tindakan Keperawatan
Diagnosa
1 : Resiko Perilaku
Kekerasan
SP
1 Pasien
1.
BHSP
2.
Mengindentifikasi
penyebab PK
3.
Mengindentifikasi
tanda dan gejala PK
4.
Menindentifikasi
PK yang di lakukan
5.
Mengindentifikasi
akibatPK
6.
Menyebutkan
cara mengontrol PK
7.
Membantu
pasien mempraktekkan latiahan cara mengontrol fisik
8.
Menganjurkan
pasien memasukkan dalm kegiatan harian
SP 2 Pasien
1.
Mengevaluasi
jadwal kegiatan harian pasien
2.
Melatih
pasien mengontrol PK dengan cara fisik 2
3.
Menganjurkan
pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP 3 Pasien
1.
Mengevaluasi
jadwal kegiatan harian pasien
2.
Melatih
pasien mengontol PK dengan cara verbal
3.
Menganjurkan
pasien memasukkan dalam jadwal harian
SP 4 Pasien
1.
Mengevaluasi
jadwal kegiatan pasien
2.
Melatih
pasien mengontrol PK dengan cara spiritual
3.
Menganjurkan
pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP 5 Pasien
1.
Mengevaluasi
jadwal kegiatan harian pasien
2.
Menjelaskan
cara mengontrol PK dengan minm obat
3.
Menganjurkan
pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
KELUARGA
SP 1 Keluarga
1.
Mendiskusikan
masalah yang di rasakan keluarga dalam merawat pasien
2.
Menjelaskan
pengertian PK,tanda dan gejala,serta proses terjadinya PK
3.
Menjelaskan
cara merawat pasien dengan PK
SP 2 Keluarga
1.
Melatih
keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan PK
2.
Melatih
keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien PK
SP 3 Keluarga
1.
Membantu
keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termask meminum obat
2.
Menjelaskan
follow up pasien setelah pulang
Daftar
Pustaka
Carpenito,
L.J. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta: EGC
Keliat Budi Ana, Proses
Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 2005
Stuart GW, Sundeen. 2005.Principles and Practice of Psykiatric
Nursing (5 th ed.). St.Louis Mosby Year Book
Tim Direktorat Keswa,
Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP Bandung, 2006
Townsend, M.C. 2004. Buku
saku Diagnosa Keperawatan pada Keoerawatan Psikiatri, edisi 3. Jakarta: EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar